From: Abuyon (abuyonX@hotmail.com)
Date: Thu Jun 10 02:59:54 1999Hadiah Sejuta Rasa Buatmu ...
Assalamualaikum wm. wbt.
Buat seorang manusia yang hatinya suci
Penuh cita dan penuh murni.
Halamanmu - Bagai taman yang indah
Penuh harum dan sejuta warna.
Kumbang singgah beroleh rasa.
Tumpah sampai ke tasik fana.Puisimu - Ini pesanku : meniti bicara atas lidah masuri
Sebagai penyair aku harus berwatak jelas berotak waras
Harus berani dilempari bunyi harus sanggup dihinggapi tuli.Dari tarikan nafas -
Abuyon
Madrasah Sains
10 Jun 99 3.00ptg
KAWAN - di manakah gerangan berdiam diri
Api mana yang membakar hati dan peri
Sengaja sembunyi atau bisu lidah terkunci
Ah, aku cuba bicara pada yang tak sudi
Kawan - aku bercakap seorang diri pada benda mati
Tabir sudah diangkat pintu sedari mula telah terbuka
Jendela - angin keluar dan masuk, apa maumu lagi
Permaidani merah atau hamparan dari langit?
Kawan - ku seru-seru padamu kawan
Ku seru padaku sendiri ku seru-seru pada jati diri
Ku seru-seru pada hati ku seru-seru dengan seru langit
Masih kawan pencil dan tak nampakkan diri
Kawan - lidahmu bicaralah nyawa bernafaslah
Telinga dengarlah jantung berdenyutlah hati merasalah
Sudah ku seru-seru sudah ku suruh-suruh wahai Tuhan
Apalah dayaku kepada Engkau jualah aku menadah
Kawan - ah, satu suara semangat sudah menyahut
Rupanya suaramu restu dari Tuhan atas doaku terpaut
Senyummu hadiah dan rahmat Tuhan yang tiada tara
Mari kawan kita bersama meredah hutan dan samudera
Kawan - satu pengajaran dan didikan dari Tuhan
Bila minta kita kepada makhluk tiada berbekas apa jua
Bila pinta kita satu-satunya dengan Dia mohon makbul saja
Justeru jangan lagi ini mata lihat lain daripada-Nya
Kawan - satu tugas untuk kita yang punya tenaga
Yang punya telinga punya mata punya hati punya rasa
Pegang kuat tanganku dan letak di kembang dada
Rasailah degup jantung mauku rasailah denyut urat nadi citaku
Kawan - meriahkanlah taman ini! Taman yang telah lesu
Hiburkan hati penghuni sirami dengan air-air rasa ikhlas hati
Yang sumbernya suara-suara dari langit dan nafas-nafas bumi
Dari tarikan nafas -
Abuyon
Madrasah Sains
12 Jun 1999, 9.30 malam
dimasukkan pada 14 Jun, 1999 jam 09:30:59
Hamba Engkau
TIDAK ada yang lebih berharga
Selain engkau yang dipuji-puja
Lupa asal lupa adat lupa agama
Karena engkau jiwa dan raga setia
Lihat mata mereka tanya jiwa
Engkau sumber dan tuan segala
Tanpa engkau terputus nyawa
Dengan engkau bernafas selesa
Orang kata ada engkau dapat apa saja
Tak kira - tua muda miskin dan kaya
Lupa engkaulah punca angkara bencana
Hidup bagai hamba mati sebagai hina
Kenapa begitu jadinya hidup dan mati
Sebab bahagia tak boleh diukur kali
Sebab cinta tak boleh ditimbang kati
Sebab iman tak boleh dijual beli
Buat jahat nampak engkau karena engkau
Buat baik pun nampak engkau karena engkau
Nampaknya banyak hati dan jiwa jadi nanar
Ganti Tuhan dengan engkau!
dimasukkan pada 14 Jun, 1999 jam 09:28:27
TIDAK ada yang lebih berharga
Selain engkau yang dipuji-puja
Lupa asal lupa adat lupa agama
Karena engkau jiwa dan raga setia
Lihat mata mereka tanya jiwa
Engkau sumber dan tuan segala
Tanpa engkau terputus nyawa
Dengan engkau bernafas selesa
Orang kata ada engkau dapat apa saja
Tak kira - tua muda miskin dan kaya
Lupa engkaulah punca angkara bencana
Hidup bagai hamba mati sebagai hina
Kenapa begitu jadinya hidup dan mati
Sebab bahagia tak boleh diukur kali
Sebab cinta tak boleh ditimbang kati
Sebab iman tak boleh dijual beli
Buat jahat nampak engkau karena engkau
Buat baik pun nampak engkau karena engkau
Nampaknya banyak hati dan jiwa jadi nanar
Ganti Tuhan dengan engkau!
dimasukkan pada 14 Jun, 1999 jam 09:28:27
KITA cuma musafir lalu
Ditiup angin tinggal habuk
Terkena kotor dan debu
Kita cuma musafir lalu
Singgah sebentar di tepi kali
Meneguk nyaman air sesekali
Kita cuma musafir lalu
Jangan tetap di sesuatu
Langkah kaki dengan sepatu
Kita cuma musafir lalu
Jauh perjalanan beribu batu
Biasa tak sempat mati begitu
Kita cuma musafir lalu
Apa tiada dicari walau perit
Apa ada dipegang walau sedikit
Kita cuma musafir lalu
Ke negeri akhirat kekal abadi
Ke hadrat Tuhan mau bersemadi
Musafir-musafir!
Kita cuma musafir lalu
dimasukkan pada 14 Jun, 1999 jam 09:25:19
Sejuta Terima Kasih
SEJAHTERA atasmu wahai sahabat
Terima kasih atas teguran sesekali tidak dilupakan
Ini hamba datang melontarkan penjelasan
Wahai sahabat!
Adapun zat yang dimaksudkan adalah hati
Penyajak terkenal pun pernah memateri
Ini contoh zat yang mudah hamba beri - zat besi
Dan tidak pernahkah sahabat mendengar kata-kata ini …
Demi Zat Muhammad yang jiwanya berada di dalam kekuasaan-Ku.
Dan sesungguhnya Muhammad itu sebaik-baik manusia
Jernih sudah keruh yang pertama
Wahai sahabat!
Adapun raksasa bukanlah ia haiwan raksasa
Raksasa itulah gambaran kata untuk kebesaran yang nyata
Sila periksa bicara lama dalam kitab agama
Sila tilik bahasa ibunda di mana-mana
Insya-Allah bukti ada di depan mata
Sekian sahaja penjelasan yang dhaif hina
Tidaklah hamba berkata melainkan ada
Tidaklah hamba berkata melainkan rasa
Mohon sejuta maaf jika ada noda
Pinta sejambak maaf jika ada dosa
Sejuta terima kasih atas teguran
Sejambak terima kasih atas nasihat
Moga-moga beroleh rasa - hati
Moga-moga beroleh faham - minda
Moga-moga Allah merahmati
Moga-moga Allah memberkati
Moga-moga Allah bersihkan
Zahir dan batin hamba ini
Dari tarikan nafas -
Abuyon
Madrasah Sains
5 Jun 1999
p/s : Sajak ini jika boleh dikatakan sajak adalah surat yang telah diolah
semula, yang sebenarnya ingin dihantar kepada Anis sebagai jawaban.
Pun begitu - sebab sahabat Anis telah menggunakan medium ini untuk
berbicara, wajarlah kiranya ana menjelaskan ia di sini juga. Segala puji
bagi Allah. Teguran sahabat diterima lapang dada.. Mohon kiranya di lain
masa, kita gunakan wadah e-mail untuk bicara baik teguran mahupun
nasihat.
BUAT sekalian para hati
Yang jiwa terpaut di sudut ini
Yang jari asyik mengetuk kekunci
Yang masa hilang di baris huruf itu dan ini
Wahai jiwa-jiwa yang damai
Sudah terpautkah jiwamu
Sudah terketukkah hatimu
Sudah hilangkah keakuan dirimu
Pada tinta-tinta Al-Quran dan dakwat-dakwat Hadis
Pada titah Tuhan - Allah, Rabbul Jalil
Pada tutur Nabi - Muhammad, Imam sekalian Mutaqqin
Mereka yang apabila disebut nama Allah, maka …
Bergementarlah hati-hati mereka.
Wahai para penyair yang ceria
Wahai para penyajak yang budiman
Bilakah berakhir beban rasa ini
Jika tenaga habis di puncak cerita
Dicengkam sejuk digenggam masa
O, alangkah tergetar minda, terhibur jiwa
Di persada laman ini
Kembalilah!
dimasukkan pada 05 Jun, 1999 jam 15:03:01
KAKI-kaki aku berjalan
Tanpa sedar tanpa arah
Tiba-tiba terhenti kaki-kaki ini
Bingkas aku sedar pantas aku tegak
Lamannya bersih rerumputnya hijau
Ada kolah bersegi empat, airnya dingin
Menaranya tinggi, tempat bang dipecahkan
Lambang kemegahan lambang keagungan
Di situlah suara-suara lunak, kadang-kadang parau
Memanggil-manggil orang kepada Tuhan
Berkumandang, bergema sayup-sayup
Jauh di sudut hati, aku terpegun - kagum
Betapa gigihnya Mubaligh dulu
Dari jauh sampai ke sini
Buat membangun sebuah masjid
Bersama keringat putih dan darah merah
Yang sarat dengan isi perjuangan
Yang padat dengan inti pengorbanan
Dari dunia sampai akhirat
Kaki-kaki aku berjalan lagi
Aku genggam sedar, aku pacu kemudi
Tiba-tiba, dari jauh aku memandang
Sekarang, masjid itu telah tua dan
Menara itu hampir reput …
Bekas tangan mubaligh itu kian bobok
Dimakan anai-anai.
dimasukkan pada 05 Jun, 1999 jam 04:01:31
SAYUP-sayup di subuh hari
Terdengar suara tangis sang bayi
Sekejap tinggi, sekejap terhenti
Lahirlah sang bayi sambil berperi
Ke dakapan dunia yang cantik berseri
Bagaikan mawar yang penuh duri
Akan bapanya, ikutlah Nabi
Azan di telinga kanan, iqamah di telinga kiri
Bersyukur famili kepada Ilahi
Penantian sembilan purnama berakhir sehari
Selamat lahir sebagai lelaki
Bakal menjaga ibu pertiwi,
Menjadi teladan anak negeri
Itulah harap itulah impi
Moga Allah memberkati.
dimasukkan pada 05 Jun, 1999 jam 03:48:53
Kalam Penyair
Sejahtera untukmu wahai diri
Seorang penyair dengan kalam
Terlukis di kanvas rasa terpendam
Penuh suci dan berdenyut dalam
Cantik halamanmu wahai penyair
Bagai taman yang indah mekar
Penuh harum dan juta-juta warna
Ada kumbang singgah sebentar
Beroleh rasa sampai ke tasik fana
Akan puisimu wahai penyair
Ini - pesanku si fakir hina
Meniti bicara atas lidah Masuri
Sebagai penyair kita harus berwatak jelas
Kita harus berotak waras
Harus berani dilempari bunyi
Harus sanggup dihinggapi tuli
Dari tarikan nafas -
Abuyon
Madrasah Sains
11 Jun 99 2.30 pagi
dimasukkan pada 11 Jun, 1999 jam 14:38:01
Kembali ke Pusat Sajak
Sedunia.