DINGIN melanda panas kalah Tubuh menggigil menggeletar hati goncang Batasan adalah seurat rambut dibelah belas
Pasak itu kalau goyah hancur lebur segala diri Binasa segala duniawi keluar air mata darah pun Berjuta penyesalan tak memadai
Tinggal hanya seketul hati Yang mati - hitam pekat adalah engkar pada Ilahi Yang hidup - sekelumit cahaya dari dalam hati Terpancar rahsia alam ini
Oleh itu wahai diri, tiliklah diri sendiri Jauh ke dalam sudut hati betapa kita ini Kerdil di sisi ingin melawan kebesaran Ilahi
Mengalirlah air mata buat menginsafi diri Penyesalan sepenuh hati Manifestasi nurani
Dari tarikan nafas - Abuyon Madrasah Sains 23 Jun 1998
dimasukkan pada 24 Mei, 1999 jam 16:17:46
Panas Berlapis-lapis
PANAS berlapis-lapis Mentari bagai sejengkal ubun kepala Peluh menitis deras membasah segenap anggota Membasuh segala mata, hidung dan telinga Membasuh segala kaki, tangan dan muka
Panas itu - sampai ke tulang sum-sum membakar segala tubuh Yang putih jadi merah jadi hitam tak padam Terbakar rentung membara jadi abu O, betapa dahsyatnya fenomena alam Tak terlawan oleh sejuk cipta
Panas itu - pada yang tembus dan fana Normal sahaja tiada rasa dan kata sebab panas air mata Yang mengalir di kala malam membakar segala jiwa Membahang seluruh langit seluruh bumi satu alam Menggoncang segala hati bergetar tiang Arasy!
dimasukkan pada 24 Mei, 1999 jam 16:14:37
AKAN ku tulis lagu syair Biar sampai tembus-tembus Akan ku karang irama sajak Biar sampai terus-terus
Sampai waktu saat lalu Mata pena tumpul selalu Ilham dinanti bagai nak gila Menjerut jiwa tegang kepala
Ku pandang alam dalam-dalam Laut dengan ombak gelora Gunung dengan hijau warna Hutan dengan rimbun pepohon Mentari di ufuk - indah terbit dan terbenam
Terdengar suara dari alam Sudah datang ramuan ilham Tergetar rumpun minda Tenang darah rasa Mengalir Ke telaga jiwa
dimasukkan pada 18 Mei, 1999 jam 12:51:37
Berkata Siapa-siapa
BERKATALAH sang pendita Dunia ini sudah lanjut usia Sudah bobok dimakan anai-anai masa Langit tidak lagi cerah seperti dulu Lautan hilang asli warna dan rahsia Hutan dan bukit-bukau pupus di mata Gunung tinggi pun cakap ditarah Angkasa lepas pun sanggup dijelajah
Berkatalah pakar kemajuan Di atas nama pembangunan Kehijauan mesti kita korbankan Jangan berfikiran kuno siapa-siapa! Kita bikin pun untuk kesenangan tuan-tuan
Berkatalah penyajak lara Bumi ini kian luput ditelan raksasa kebendaaan Fikiran dan kehendak insan Benar ujar Tuhan dalam Al-Quran Genggaman jari-jari manusia inilah Huru-hara bumi dan seisinya
Berkatalah siapa-siapa Kenapakah tiada slogan, kata dan rasa Pembangunan itulah yang mesti dikorbankan Kerana kehijauan!
dimasukkan pada 16 Mei, 1999 jam 23:37:32
Ke makam siapa Kita harungi derita Sudah lengkap segala Sudah sempurna semua Tiada cacat, cela apatah Bekal secukup segenggam hari Sesak ilmu di dada diri Padat amal tidak terperi Bukan calang bukan tandingan Sudah sampai kita Ke makam bernama ....
Tetapi gerak hati siapa yang tahu Asal berbicara, orang dihina Asal beramal, menunjuk semata Ilmu jadi debu, amal jadi habuk Jangan pakai yang tuan punya Jangan engkar pada yang kuasa Sempurna hanya Tuhan yang Maha Esa